Bolehkah Siswa Pakai ChatGPT?
- Doddy Hidayat
- 5 hari yang lalu
- 2 menit membaca

Pertanyaan ini makin sering terdengar, baik dari guru, orang tua, bahkan murid itu sendiri.
ChatGPT. Ya, itu tuh... mesin pintar yang bisa jawab semua pertanyaan dalam hitungan detik.
Bisa bantu ngerjain PR, bikin puisi, nyari ide cerpen, bahkan nyusun makalah.
Jadi... boleh nggak sih siswa pakai ChatGPT?
Jawabannya: boleh, tapi... ada syaratnya.
ChatGPT itu seperti kalkulator zaman dulu
Kalau dulu kita hitung-hitungan pakai rumus manual, sekarang tinggal pencet kalkulator. Bukan berarti kita jadi malas mikir, tapi kita harus tahu cara pakainya dengan bijak.
Begitu juga ChatGPT. Ini alat bantu, bukan alat ganti. Anak-anak tetap harus belajar dulu, mikir dulu, dan mencoba dulu. ChatGPT bisa dipakai untuk:
Mengembangkan ide
Belajar sudut pandang baru
Mengecek ulang pemahaman
Menyusun kerangka tulisan
Tapi kalau langsung copy-paste tanpa ngerti apa-apa? Nah, itu yang keliru.
Belajar itu bukan cuma tentang hasil
Di Sekolah Islam Said Na’um, kami percaya: belajar itu bukan soal cepat-cepat selesai. Tapi soal proses bertumbuh, karakter, dan kejujuran.
Kalau siswa pakai ChatGPT untuk menyontek, berarti ia melewatkan proses yang justru paling penting: berpikir dan memahami.
Namun, kalau ChatGPT digunakan untuk menantang diri berpikir lebih luas, itu malah bisa menjadi sahabat belajar.
Pemerintah Pun Mendorong Pembelajaran AI Sejak Dini
Perlu diketahui, Menteri Pendidikan kita yang baru, Prof. Abdul Mu'ti, M.Ed.
, bersama dengan Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, sudah menyampaikan niat kuat mereka untuk mewujudkan pembelajaran Artificial Intelligence (AI) bahkan mulai dari Sekolah Dasar.
Dalam berbagai kesempatan di layar TV nasional, Menteri Pendidikan tampil tegas dan bersemangat menyampaikan bahwa pembelajaran AI dan Coding akan segera diterapkan sebagai mata pelajaran tambahan di sekolah.
Langkah ini bukan sekadar gaya-gayaan teknologi, tetapi merupakan pengejawantahan dari visi Deep Learning yang beliau usung: belajar lebih dalam, bukan lebih banyak; lebih memahami, bukan sekadar menghafal.
Ini artinya: penggunaan AI seperti ChatGPT dalam pendidikan bukan sesuatu yang dilarang — justru diarahkan agar dimanfaatkan dengan benar.
Maka, kita tidak melarang. Tapi kita mendampingi
Alih-alih melarang, kami memilih membimbing siswa memahami kapan dan bagaimana menggunakan AI seperti ChatGPT.
Kita ajak siswa berdiskusi:
Apa itu AI?
Apa bahayanya kalau disalahgunakan?
Bagaimana memanfaatkan teknologi untuk belajar, bukan untuk curang?
Kita ajarkan adab digital, bukan sekadar aturan teknis.
Bolehkah Siswa Pakai ChatGPT?
Bolehkah siswa pakai ChatGPT? Boleh, jika ia sudah belajar cara bertanya dengan baik, bertanggung jawab atas jawabannya, dan tetap menjaga kejujuran.
Karena di zaman sekarang, tantangannya bukan cuma tahu banyak. Tapi tahu mana yang boleh, mana yang bijak.
✍️ Ditulis oleh: Doddy Hidayat. Manajer Marketing & Media Komunikasi Sekolah Islam Said Na’um – Menanam Nilai, Menuai Generasi
Comments